Payback Period Dengan Rumus Excel - Untuk kita yang sering menghitung Indikator Investasi tentu sudah tidak asing dengan istilah Payback Period.
Secara umum Payback Period adalah jangka waktu pengembalian nilai investasi melalui penerimaan kas bersih dalam sebuah periode yang telah ditentukan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Payback Period akan menunjukan sebuah angka tahuan sebagai ukuran dalam pengembalian sebuah investasi.
Data yang diperlukan dalam menghitung Payback Period adalah total penerimaan kas bersih/netto dari sebuah unit usaha atau investasi.
Nilai kas bersih adalah hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok dan biaya - biaya usaha.
Payback Period penting untuk untuk diketahui sebelum kita menjalankan sebuah proyek atau usaha baru.
Semakin pendek waktu pengembalian investasi maka akan semakin cepat perputaran kas dalam usaha yang akan dijalankan.
Dalam artikel ini saya akan fokus membahas perhitungan Payback Period dengan menggunakan rumus Excel.
Jika kita sudah mendapatkan angka dari arus kas setiap tahun maka kita akan dengan mudah menghitung Payback Period.
Hal pertama yang harus diketahui sebelum menghitung Payback Period adalah rumus dari Payback Period itu sendiri.
Untuk menghitung Payback Period ada 3 unsur yang harus diketahui nilainya terlebih dahulu, yaitu : nilai investasi awal, nilai arus kas per tahun dan jangka waktu investasi.
Setelah 3 unsur tersebut diketahui maka kita bisa menghitung nilai Payback Period untuk investasi tersebut.
Secara umum rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut :
Cara Menghitung Payback Periode Dengan Rumus Excel
Jika kita sudah mendapatkan angka dari arus kas setiap tahun maka kita akan dengan mudah menghitung Payback Period.
Hal pertama yang harus diketahui sebelum menghitung Payback Period adalah rumus dari Payback Period itu sendiri.
1. Rumus Untuk Menghitung Payback Period
Untuk menghitung Payback Period ada 3 unsur yang harus diketahui nilainya terlebih dahulu, yaitu : nilai investasi awal, nilai arus kas per tahun dan jangka waktu investasi.
Setelah 3 unsur tersebut diketahui maka kita bisa menghitung nilai Payback Period untuk investasi tersebut.
Secara umum rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut :
Payback Period=n+(a-b)/(c-b)x1Tahun
- n : Tahun terakhir yang poisis nilai kumulatif cashflownya masih negatif
- a : Nilai investasi awal
- b : Jumlah kumulatif nilai cashflow pada tahun ke-n
- c : Jumlah kumulatif cashflow pada tahun ke n+1
Sedangkan jika nilai arus kas setiap tahun diperoleh dengan nilai yang sama maka rumusnya menjadi sebagai berikut :
Payback Period=(Investasi awal/arus kas)x1 tahun
Investasi awal : merupakan nilai investasi awal yang dibayarkan dalam sebuah proyek yang akan dijalankan.
Arus kas : nilai penerimaan kas bersih setiap tahun dalam waktu investasi tersebut dijalankan.
Dari hasil analisa Payback Period tersebut dapat digunakan sebagai referensi untuk mengambil keputusan sebagai berikut :
- Jika terdapat dua proyek atau lebih maka yang paling bagus adalah memiliki Payback Period lebih kecil.
- Investasi yang dbandingkan tersebut dalam point pertama memiliki tingkat resiko yang sama.
- Jika tingkat resiko dari Investasi berbeda - beda maka Payback Period tidak bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan arena harus juga melihat indikator investasi lainnya.
Urutan untuk menghitung Payback Period ini adalah didahului dengan perhitungan total pendapatan kotor yang akan diterima selama jangka waktu investasi.
Selanjutnya jika bidang usaha bukan dalam bentuk perusahaan jasa maka kita harus memperhitungkan nilai harga pokok dari penjualan.
Nilai Penjualan dikurangi dengan harga pokok disebut laba kotor penjualan dan ini belum bisa dijadikan sebagai dasar penghitungan Payback Period.
Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya - biaya yang akan muncul selama investasi berjalan.
Setelah mengehatui berapa pendapatan yang masuk serta biaya yang dikeluarkan maka terakhir kita akan menghitung arus kas bersih dari investasi tersebut.
Setelah mendapatkan nilai arus kas bersih maka kita bisa menghitung berapa Payback Period untuk investasi yang akan dijalankan tersebut.
2. Contoh Menghitung Payback Period Dengan Rumus Excel
Untuk contoh penghitungan Payback Period diasumsikan saya memiliki sebuah pengajuan proyek dengan nilai investasi sebesar 500 juta.
Jangka waktu untuk proyek investasi tersebut adalah 5 tahun dengan kondisi bahwa nilai investasi dibayarkan pada awal dari jangka waktu investasi tersebut.
Untuk menghitungnya silahkan perhatikan gambar dibawah ini :
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa nilai 500 juta dihitung dari awal periode investasi atau dari tahun ke-0.
Net cashflow mulai masuk dari tahun pertama sebesar 85 juta, tahun kedua sebesar 130 juta dan seterusnya.
Ada dua perhitungan yang dilakukan sebelum mendapatkan nilai Payback Period yaitu menghitung kumulatif Net Cashflow dan juga menghitung Index cashflow positif.
Cumulative net cashflow adalah total sisa dari nila investasi setelah dikurangi dengan total net cashflow yang diterima.
Untuk cell C6 gunakan rumus sebagai berikut :
=B5+C5
Sedangkan untuk cell D6 masukan rumus sebagai berikut :
=C6+D5
Untuk cell E6 sampai dengan G6 silahkan copy pastekan rumus yang terdapat dalam cell D6.
Hasil dari rumus yang dibuat ini akan terlihat seperti pada gambar baris ke-6 atau range C6:G6.
Rumus kedua setelah menghitung cumulative net cashflow adalah kita akan menghitung Index untuk cashflow yang bernilai positif.
Ini dilakukan untuk melakukan asumsi dari kelebihan positif cashflow ada pada bulan keberapa ditahun yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan untuk cell C7 adalah sebagai berikut :
=IF(C6<0;0;ABS(B6/C5))
Untuk cell D7 sampai dengan cell G7 silahkan copy pastekan rumus tersebut diatas dan hasilnya akan terlihat seperti pada gambar range C7:G7.
Setelah menghitung net cashflow dan juga Index cashflow maka selanjutnya kita akan menghitung ditahun keberapa cashflow telah memiliki nilai yang positif.
Untuk menghitung Positif Cashflow ini gunakan rumus sebagai berikut :
=COUNTIF(C6:G6;"<"&0)
Hasil dari rumus tersebut terlihat dalam cell B10 dengan nilai 3. Ini artinya proyek tersebut akan mempunyai nilai cashflow yang positif dimulai dari tahun yang ke-3.
Terakhir kita akan menghitung Payback Period dari proyek tersebut, dalam perhitungan positif cashflow nilai yang muncul adalah tahun ke-3.
Masalahnya adalah dibulan keberapa dalam tahun tersebut cashflow akan mulai mempunyai nilai yang positif ?
Untuk menghitung ini saya akan menggunakan Payback Period dengan rumus sebagai berikut :
=COUNTIF(C6:G6;"<"&0)+INDEX(C7:G7;;COUNTIF(C6:G6;"<"&0)+1)
Hasilnya akan terlihat dalam cell B11 dengan nilai adalah 3,65 atau 3 Tahun 7 Bulan.
Itulah cara menghitung Payback Period versi saya, jika anda memiliki rumus yang lain silahkan beritahukan kepada pembaca melalui kolom komentar dibawah artikel ini.
2. Membandingkan Hasil Payback Period Rumus Excel Dengan Manual
Setelah kita melihat contoh perhitungan dengan menggunakan rumus Excel maka tidak ada salahnya saya juga mencoba menghitung Payback Period tersebut dengan rumus manual.
Tujuannya adalah sebagai pembanding dari hasil yang dihitung oleh rumus Excel tersebut.
Untuk menghitungnya kita akan menggunakan rumus Payback Period diatas, dengan data yang diketahui adalah sebagi berikut :
n = 3 (tahun terakhir yang kumulatif cashflownya masih negatif, lihat gambar diatas)
a = 500.000 (jumlah investasi awal)
b = 380.000 (85.000+130.000+165.000)
c = 565.000 (85.000+130.000+165.000+185.000)
a = 500.000 (jumlah investasi awal)
b = 380.000 (85.000+130.000+165.000)
c = 565.000 (85.000+130.000+165.000+185.000)
Dengan nilai - nilai tersebut maka didapatkan perhitungan sebagai berikut :
= 3+(500.000-380.000)/(565.000-380.000)
= 3+(120.000)/(185.000)
= 3+0.64
= 3.64
Dari rincian perhitungan diatas maka Payback Periodnya adalah 3.64 atau 3 Tahun 7 Bulan.
Seperti terlihat dalam dua perhitungan diatas maka hasilnya adalah sama sehingga dua pola ini sama - sama bisa digunakan untuk menghitung Payback Period.
Pada dasarnya pola penghitungan manual atau excelpun akan tetap memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing.
Pada akhirnya ini dikembalikan kepada kita, mana menurut kita metode yang paling mudah untuk dipilih.
Itulah pembahasan kali ini tentang cara menghitung Payback Period dengan rumus Excel, semoga artikel ini bermanfaat untuk semua pembaca.
Post a Comment
Post a Comment